Rabu, 05 November 2014

Sebuah Renungan

Pernahkah kamu berharap pada
seorang mahluk, Kamu berharap kebaikannya, Kamu berharap kehadirannya, Kamu berharap perhatiannya, Bahkan kamu berharap kasih
sayangnya, Tapi.. Seringkah engkau dikecewakannya? Seringkah engkau menangis
karenanya? Seringkah engkau merasa disakiti
olehnya? Lalu… Pantaskah kamu masih berharap
padanya? Ataukah dalam kecewa, dalam tangis
dan dalam sakit itu Adakah kebahagiaan yang kamu
dapatkan? Apakah dengan kecewamu, dia
berubah menjadi baik? Apakah dengan tangismu, dia akan
hadir? Ataukah dengan perasaan sakit
hatimu, dia menyayangimu? Mungkin jawabannya TIDAK Jadi… Bukankah ini saatnya untuk kamu
pergi? Bukankah ini saatnya untuk kamu
berpaling? Bukankah ini saatnya untuk kamu
menjauh? Setidaknya pergilah dari rasa kecewa
itu… Berpalinglah untuk tetesan airmata itu Menjauhlah untuk membahagiakan
hatimu.. Sulitkah itu bagimu? Jika “YA”, Pikirkanlah betapa dia tak pernah
mengharapkanmu.. Pikirkanlah betapa dia tak pernah
mempedulikanmu.. Pikirkanlah betapa dia bahkan tak
sempat memikirkanmu.. Tanpa kamu sadari… Kamu telah hanyut dalam harapan,
impian dan angan kosongmu Sedikit kata darinya sudah membuat
kamu merasa diperhatikan Sedikit senyum darinya sudah
membuat kamu pikir dia peduli Sedikit kabar darinya sudah membuat
kamu terlena, tak beranjak… Ya… semua yg sedikit itu saja sudah
membuat kamu bahagia… Yg sedikit bahkan semu, sudah
membuat kamu bertahan.. Untuk apa? Untuk sesuatu yang KOSONG, Untuk sesuatu yang tak pernah dia
pikirkan Untuk sesuatu yang bukan apa-apa
untuknya Untuk sesuatu yang DIA TIDAK TAHU Atau sesuatu yang dia TAK AKAN
PEDULI Dan esok, lusa, nanti ataupun detik
yang akan datang… Kamu akan kecewa, menagis dan
sakit hati lagi… Tidakkah semua itu CUKUP? Saatnya kamu melangkah Nak… Mendaki di terjal kehidupan dan
mengalir bagai sungai Jangan bertahan untuk harapan yg
tak pernah ada… Jangan menunggu hembus angin
yang lalu… Jangan sampai kamu terbangun
dalam keadaan remuk Selagi kamu bisa berdiri… Selagi airmatamu belum habis Selagi hatimu belum bernanah.. Biarlah sakitnya terasa hari ini.. Esok luka itu akan mengering Biarlah dia menjadi bagian
kenanganmu Tapi dia tak lagi menghancurkanmu Bahkan ketika kamu pergi Dia tak akan menangisimu Mungkin dia tak menyadarinya Karena kamu bukan yang
diharapkannya Kamu bukan yang dipirkannya Kamu bukanlah apa-apa baginya Jangan pernah menoleh lagi
untuknya Jika hari ini kamu sadar siapa dia Besok, tahun depan, sepuluh tahun
lagi Dia akan menjadi orang yang sama Yang tak pernah mempedulikanmu Yang hanya memberimu sedikit kata,
sedikit senyum Yang akan menumpahkan air
matamu, Menggoreskan rasa kecewa, Dan mengguratkan luka dihatimu…. Maka…. PERGILAH Nak, PERGILAH… Biarkan hari ini adalah akhir kecewa
kamu Biarkanlah airmata itu menetes
sederasnya Dan biarlah rasa sakit itu menghunjam
dalam Tapi itu yang TERAKHIR untuknya…. Itu yang TERAKHIR… Ingat... Tuhan tidak menciptakan satu orang
didunia ini.. Bukalah hatimu, Diluar sana masih banyak yang
membutuhkanmu.. Cukuplah dirimu untuk mereka yang
siap menerima cintamu.. Yang lebih menghargai cintamu..

Minggu, 02 November 2014

tak lekang

Pelan namun pasti dan entah
mengapa
cahaya itu seakan mulai redup
bahkan tak terasa lagi kemilaunya
Jauh bahkan semakin tak terjangkau
kasihmu yang pernah kau tawarkan hilang karena aku belum sirna Kini wadah tetes embun itu berdebu
bahkan mulai terlihat garis retak
Bagaimana aku bisa menampung
cintamu
dengan cawan kotor dan berlubang?
Bagaimana aku bisa merasakan dekapanmu
jikalau aku telah mati oleh bagian
hitamku? Hangatkan lagi cahayamu kasih
Terangi hitamku hingga sirna aku.